Sabtu, 08 Maret 2014

Pertumbuhan Gereja adalah Pekerjaan Allah

 Di Ambil dari Buku: Teologi Pertumbuhan Gereja (bab 4) – George W. Pitters

           Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Gereja adalah jemaat Allah. Oleh karena Gereja merupkaan jemaat Allah, maka pertumbuhan gereja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif aadalah karya Allah. Tuhan untuk pertama kalinya dengan tegas menyebutkan dalam Perjanjian Baru: Matius 16:18 dengan penuh wibawa menyatakan, “di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu” dapat di katakana sebagai pemberitaan yang pertama rencana mulian Allah untuk mendirikan gereja seperti yang dimanisfestasikan dalam gereja Kristus. Ada empat unsur dikemukakan secara jelas dalam rencana mulia pada Matius 16:18 ini, yaitu:

   1. Dasar Gereja: Yesus Kristus sendiri, batu karang yang itu, adalah dasar dan batu penjuru utama (Yes. 28:16; bdg. 1 Kor. 3:11; Ef. 2:20, 1 Petrus 2:6-8).

      2. Pendiri Gereja: Yesus Kristus sendiri adalah pendirinya.

      3. Seteru Gereja: Alam (gerbang) maut memusuhinya.

      4. Ketahanan Gereja: Gereja akan bertahan dan menang.

    Jadi, sejak permulaan dari gereja, Tuhan menekankan bahwa pertumbuhan gereja adalah pekerjaan dari Allah. Di akhir Injilnya, Markus memberitahukan kepada kita bahwa para rasul “Pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja, dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Mark. 16:20). Bahkan lebih jelas dan tegas dari keyakinan Paulus, bahwa adalah pekerjaan Allah. Paulus menulis; “aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberikan pertumbuhan” (1 Kor. 3:6-7). Pekerjaan Allah Trinitas dalam Pertumbuhan GerejaWalaupun Alkitab tidak menguraikan dengan perkataan yang jelas mengenai pembagian tugas dari Trinitas, namun pengaturan seperti itu tersirat dalam ucapa-ucapa dari Tuhan dalam Yoh. 14-15.  Dari Alkitab dapat disimpulkan adanya tatanan dan hubungan tertentu mengenai pekerjaan dari Allah Trinitas (Yoh. 5:30, 7:16; 8:28-29; 10:37-38).

        Trinitas menyusun rencana penyelamatan, Bapa yang menjanjikannya, Anak yang mendapat janji itu, dan Roh Kudus yang melaksankannya. Walaupun tampaknya pembagian seperti ini terkesan memaksa rencana manusia terhadapa misteri Ilahi, tetap dari Injil Pernyataan Injil Yohanes dan ucapan-ucapa Paulus dalam Efesus 1:3-14 tampak mendukung gambaran seperti ini (Yoh. 3:16-17, Mark. 10:45, 2 Kor. 5:18-21, Filipi 2:5-8; 1 Tim. 2:6-6, Yoh.2:1-2).Pada hari Pentakosta Roh Kudus dicurahkan secara tak terhingga oleh Bapa serta Anak, dan untuk tujuan khusus. Dia di utus kedunia ini sebagai parakletos “penolong” dari keAllahan (Yoh. 14:16, 26, 15:26; 16:7). Penolong adalah sebutan resmi Roh Kudus mengingat pekerjaan-pekerjaanNya sejak pentakosta. Dalam Alkitab salinan septuaginta, disebutkan sebagai penolong, Roh Kudus adalah wakil, pembela, pelaksana, yang mewujudkan – oknum atau pribadi dari keAllahan yang bertanggung jawab atas rencana dan misi Ilahi sepanjang zaman, dan menjadi administrator atas kepentingan-kepentingan dunia ini. 


Roh Kudus dan Potensi yang Tinggi

         Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus hadir di antara manusia untuk maksud-maksud tertentu yang resmi – memilih orang-orang tertentu untuk fungsi-fungsi, berbagai tanggung jawab, dan tugas-tugas khusus – bukan dalam kapasitas resmi yang sepenuhnya sebagai parakletos, penolong, penghibur menurut pengertian dalam PB. Sejak Pentakosta ada pelayanan baru yang mendalam dari Roh Kudus. Griffith Thomas mengatakan Bahwa: “Perjanjian Baru semata dikaitkan dengan penebusan, sedangkan doktrin yang lebih luas dalam mengenai hubungan Allah terhadap dunia tercermin dalam Logos, Oknum kedua dari Trinitas (Yoh. 1:9; Kol. 1:16-17; Ibr. 1:2-3a).Sebagai penolong Dia mendirikan, menjaga dan memelihara, dan mengembangkan gereja serta akan membawa gereja pada tujuan yang kekal.

     Lalu bagaimana sikap kita terhadap Roh Kudus dalam kaitannya dengan umat manusia sejak Pentakosta? Menerima begitu saja, bahwa Roh Kudus melanjutkan pelayanan penyataan dan pengilhamanNya untuk melengkapi Perjanjian Baru. oleh karena pencurahan Roh Kudus pada pentakosta telah membuat zaman ini sebagai zaman Roh Kudus maka kita dapat mengharapakan intensifikasi (penguatan) pekerjaan Roh Kudus di dalam dunia secara keseluruhan.Roh Kudus bukan hanya mengantarkan kepada zaman penginjilan, tetapi secara meankjubkan menciptakan atmosfir (suasana) bagi penginjil di mana gereja bisa bekerja.


 Pekerjaan Roh Kudus dari sudut pandang:

    1. Penciptaan potensi Tinggi

     Tuhan memakai perumpamaan-perumpamaan, lambang-lambang, dan kiasan untuk menjelaskan keadaan-keadaan hidup secara realistis dan grafis. Dalam Alkitab ada banyak sekali gambaran tentang penuaian (Mat. 9:37) bahwa tuaian sudah matang (Yoh. 4:35). Salah satu bukti tentang orang2 percaya mereka menyebar keseluruh penjuru dunia (Kis. 8:1).
Ada 5 unsur dalam penuaian:     

           1. Benih yang tepat harus taburkan,
      2. Dibutuhkan orang untuk menabur benih,
      3. Perlu waktu untuk benih bertunas, bertumbuh dan masak;
      4. Musim-musim yang tepat juga penting;
      5. Perlu disiapkan orang dengan sabit untuk menuai.
Walaupun ada banyak ilmu yang dapat menyuntikan kesadaran, seperti psikologi sosiologi dan sejarah tetapi tidak bisa menciptakan kesadaran rohani kepada orang memaksa memahami kebutuhan-kebutuhan rohani dan mencari kesembuhan rohani, hanya Roh Kudus yang dapat menimbulkan kebangunan Rohani. Tidak bisa dibantah, terdapat lingkup misteri yang luas yang tidak bisa ditembus oleh akan manusia.


2.  Kejadian-kejadian sejarah dan potensi yang besar
    Tuhan memakai kejadian-keajadian sejarah dan pengalaman pribadi memainkan peranan penting untuk bagaiman manusia mengenalNya secara pribadi. Hal-hal demikian menciptakan masa-masa yang di mana Roh Kudus secara unik melipatgandakan kehadiran dan tindakanNya, kejadian-kejadian yang demikian menyediakan keadaan di mana Roh Kudus melepaskan kita dari keterikatan tradisi keagamaan, adat-istiadat yang selalu memperbudak mereka yang mengalaminya. Maka untuk kita diperlukan mentalitas penuaian.


 Roh Kudus dan Heilsgeschichte (Sejarah Penebusan/Keselamatan)   Alkitab tidak ragu mencatat, bahwa dalam beberapa hal Roh Kudus berhubungan dengan seluruh umat manusia (Kejadian 6:3; Ayub 32:8, 33:4, Maz. 139:6-7). Dia adalah Allah yang hadir di dunia dan berhubungan dengan seluruh sejarah. Apakah kehadiranNya mempengaruhi seluruh sejarah, Heilsgeschichte, atau sejarah keselamatan?


1. Heilsgeschichte dan sejarah pada umumnya
Secara global atau umum, Roh Kudus menjangkau semua bangsa dan membuat mereka turut melaksanakan sejarah, seperti yang terjadi pada orang-orang pilihan Allah yang memaiknkan peranan penting dalam sejarah sebagaimana halnya yang terjadi dengan Israel.


2. Heilsgeschichte dan Israel
Adalah fakta sejarah yang tidak bisa dibantah , bahwa Israel adalah alat monoteisme etikal dunia ini. Israel juga memberikan perspektif sejarah yang lurus yang memberikan arti dan tujuan penting bagi alam semesta dan bagi sejarah. Allah telah datang kepada setiap orang melalui perjanjianNya dan memperkenalkan diri melaui ucapan-ucapanNya dan tindakan-tindakan kepada bangsa yang terpilih menurut keadualatanNya sendiri. Allah secara unik mengitervensi dalam sejarah umat manusia, Ia memanggil Abram dari Ur-Kasdim. Roh Kudus melalui penyataanNya telah memberikan kepada umat pilihanNya pilihan ini kebenaran-kebenara rohani dan agama yang spesifik, teladan-teladan, konsep-konsep, hukum-hukum, pranata-pranata yang tidak dikenal oleh manusia pada umumnya dan diproklamasikan kepada seluruh dunia.


3. Heilsgeschichte dan Gereja
Dengan pengilhaman Roh Kudus mereka melaporkan peristiwa-peristiwa penyelamatan dan mencatat kebenaran rohani dan kebenaran yang kekal yang tertinggi dan yang paling penting bagi umat manusia. Menurut Heilsgeschichte, Paulus merupakan salah satu tokoh yang paling gigih dalam hal pertumbuhan gereja. Surat Roma merupakan rangkuman yang paling penting mengenai fakta sejarah dan Heilsgeschichte, berikut garis besarnya

    1. Alams emesta adalah ciptaan Allah. Ia memanisfestasikan Allah, ada di bawah kedaulaytanNnya, dan ia bertanggung jawab kepadaNya (Roma 1:18-dst).
2. Seluruh manusia adalah organism yang diciptakan dalam Adam. Alkitab tidak mempersalahkan kesatuan organism dari seluruh umat manusia. Paulus berpegang teguh padanya dan membangun di atasnya (Roma 5:12-21).
3. Dalam Adam seluruh manusia jatuh ke dalam dosa dan menjadi rendah (5:12-21).
4. Seluruh umat manusia mengikuti jalan dosa, dan karenanya bersalah serta menjadi rusak dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam aspek keagaamaannya (Roma 1:18-3:23).
5. Untuk memberikan penyataan yang  benar mengenai diriNya dan jalan keselamatan, Allah berkarya melalui system dan bangsa, pranata yang sebenarnya antara Allah dan manusia, Yesus Kristus (Roma 9-11; 1 Tim.2:1-15).
6. Semua manusia terwakili melaui inkarnasi, kehidupan, kematian dan kebangkitanNya dan tersedia keselamatan (Roma 5:12-21).
7.  Hanya ada satu jalan keselamatan yaitu melalui iman kepada Yesus Kristus (Roma 3:21-5:21).
8.  Penyelamatan Allah mempunyai implikasi yang luar biasa terhadap individu-individu, gereja, masyarakat baik bsecara moral maupun secara kesejarahan (Roma 12-16). Penyelamatan membebaskan seluruhnya (Roma 8:19-23).
9.  Jalan keselamatan tidak ditemukan oleh individu-individu. Ia datang dengan penyataan, dan dari firman Allah ia harus dikomunikasikan. Iman terjadi melalui pendengaran akan firman Tuhan (Roma 10:8-17; 16:25-26).
10. Paulus menyadari dirinnya dipanggil oleh Allah dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah untuk menuntun semua orang agar percaya dan taat (Roma 1:1-5; 16:25-27). Itulah tugas kerasulan dan untuk itulah ia bekerja keras dan maju memasuki daerah penginjilan.
Jadi gereja – yakni kehadiran umat Allah atau Firman Allah adalah penting baik untuk menciptakan potensi besar maupun untuk menjadi pengantara keselamatan melalui pemberitaan Injil Tuhan kita Yesus Kristus.


      Roh Kudus dan Sejarah Dunia

          Alkitab memperhadapkan kita dengan fakta-fakta, bukan teori-teori dan filsafat. Tidak seperti yang dikatakan oleh pengamat keallahan, Allah tidak pernah menarik diri (melepaskan diri) dari ciptaanNya. Roh Kudus selalu hadir di tengah bangsa-bangsa melaui berkat-berkat yang disedikan alam, maupun melalui hukuman-hukuman terhadap bangsa.Alkitab tidak mengemukakan secara detail dari sejarah dunia atau pemaparan yang lengkap tetapi ia menyempurnakan prinsip-prinsip dan kerangka kerja;1. Tangan Allah selalu ada di atas peristiwa-peristiwa yang menimpa bangsa-banga;
2.  Dia adalah Raja di atas segala Raja dan Tuhan di atas segala Tuhan “Raja yang kekal” (Yeremia 10:10; 1 Tim. 1:17);
3.  Dia adalah Yang Maha Tinggi dari alam semesta, dan di dalam Dia ada kuasa dan otoritas tertinggi (Mat. 28:18; Maz.83:19; 103:20);
4.  Pemerintah-pemerintah dietapkan oleh Dia (Roma 13:1-7);
5.  Dia berkuasa mengangkat dan menurunkan mereka (Yer. 27:5; Daniel 4:25);
6.  Dia menetapkan masa-masa mereka dan batas-batas mereka (Ulangan 32:8; Luk. 21:24; Kis. 17:27).

\    Tuhan mempunyai rencana yang baik bagi semua bangsa dan kemurahanNya adalah untuk selama-lamanya (Maz. 106; 107; 118). Dan sejarah dunia tidak mungkin tanpa kehadiran Allah.



                                                            Facebook:  Ridho Musa
                                                            Twitter     :  Ridho Musa/putra_marthinuz
                                                             Email      :  ridho2208@gmail.com
                                                                            :  ms_ridho46@yahoo.com