DOSA
Kata dosa dalam bahasa Ibrani חטא- khâtâ' artinya melakukan dosa, tidak mengenai, luput; ibarat seseorang yang memanah tetapi anak panahnya tidak kena sasaran. Kata "dosa" dalam bahasa Yunani ialah hamartia artinya meleset dari sasaran yang ditujuh. Kedua kata "khâtâ' dan hamartia" ini mengandung pengertian yang sama, yaitu tidak tepat sasaran, artinya melakukan sesuatu tidak tepat atau tidak benar seperti yang diperintah, manusia melakukan sesuatu diluar perintah Allah, artinya manusia melakukan apa yang ditawarkan, manusia melakukan sesuai tipuan zatan atau iblis, seperti yang dilakukan oleh Adam dan Hawa.
Berbicara tentang dosa, dari mana datangnya dosa? Ada dua formula dosa; f-1. Datang dari dalam. Datang dari dalam artinya datangnya dari dalam diri manusia, f-2. Datang dr luar. Datang dari luar artinya pengaruh yang datang dari luar diri manusia atau pengaruh dari zatan.
Awal mula dan Proses terjadinya Dosa
Setelah mencermati cerita tentang peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa. Pintu masuknya dosa ke dalam diri manusia
ialah masuknya melalui pikiran-hati manusia. Penyebab pertama ialah ada keraguan manusia
terhadap firman atau perintah Allah (Kejadian 3:4-5). Ketika iblis memutar balikan firman Tuhan bahwa manusia akan menjadi seperti Allah. Muncul suatu keraguan terhadap firman Allah, ada
suatu pertimbangan yang agak kacau, yang seolah-olah logis, manusia memikirkan
bahwa mungkin benar juga apa yang dikatakan oleh iblis, jika manusia memakan buah yang dilarang oleh Allah maka manusia akan menjadi seperti Allah (Kej. 3:6), ada suatu pertimbangan manusia kurang sehat, sehingga manusia memutuskan mengambil buah tersebut, memakan dan juga memberikan kepada suaminya. Ini merupakan suatu bukti bahwa dosa telah terjadi dalam diri manusia.
Pada hal manusia mempunyai waktu sepersekian detik untuk memilih dan memutuskan untuk taat pada
Firman atau ikuti perkataan zatan/iblis?
Makan buah hanyalah suatu bukti bahwa
manusia tidak taat kepada Allah, manusia mengikuti apa yang dikatakan iblis (ular),
substansinya ialah melanggar kehendak Allah, ketidaktaatan terhadap perintah Allah. Menurut pandangan saya, untuk pertama
kalinya dosa terjadi dalam diri manusia ialah
muncul keingintahuan seperti Allah, sangat jelas di ayat 4-5 bahwa iblis menawarkan, mengoda dan manipu manusia, bahwa manusia akan menjadi seperti Allah dan ironisnya manusia menuruti apa yang dikatakan iblis (ayat 6). Sama seperti yang terjadi pada diri Iblis atau Zatan bersama pengikut-pengikutnya (Wahyu 12:7-9).
Refleksi
Alkitab menginformasi dengan jelas bahwa dosa telah masuk kepada semua orang dan semua orang telah berbuat dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 5:12, Roma 3:23). Dosa menjadi penghalang antara manusia dengan Allah. Manusia tidak lagi bisa mempunyai hubungan yang harmonis seperti yang semula dengan Allah. Sekalipun manusia telah jatuh ke dalam dosa, melanggar perintah Allah, namun Allah yang kita sembah ialah Allah yang panjang sabar, Ia mengutus AnakNya untuk menebus manusia dari dosa (maut) supaya setiap orang percaya kepadaNya memperoleh hidup yang kekal ( Yoh. 3:16). Kata percaya sendiri dalam Alkitab, percaya atau iman pisteuw pada prinsipnya mengandung pengertian bukn sekedar percaya, namun mengandung arti: 1. mempercayakan diri dan melepaskan hak, 2. bertanggung jawab, 3. dapat diandalkan. Artinya kita percayakan hidup ini kepada Allah dan bagian manusia ialah mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Ketika berbicara tentang percaya maka sudah pasti berbicara tentang berbuat baik dan mengerjakan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai manusia. mencintai sesama seperti diri kita sendiri ( Matius 22:37-40). Kita harus menunjukkan kepada dunia melalui perbuatan kita bahwa kita adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Filipi 2:12). Oleh karenya, mulai saat ini kita harus sadar bahwa kita banyak kali berbuat dosa dan menyakiti hati Tuhan, marilah kita berbalik 180 derajat kepada Allah. Kita bisa jauh dari dosa, jika kita intim dengan Tuhan, rajin membaca Friman Tuhan, tak sekedar memcaba merenungkan dan mempelajarinya dan suatu hal yang pasti ialah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari sepanjang kehidupan ini ada. Keputusan ada ditangan manusia, mengikuti firman Tuhan atau tidak? "orang yang hidup di dalam Firman, ia memiliki Allah" (2 Yoh. 1:9, 1 Yoh. 2:6). Semoga bermanfaat. Salam sejahtera untuk semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar